Tadi siang, seorang teman kantor mengirimkan email dibawah ini. Nyata terjadi berdasarkan pengalaman pribadi sang ibu tersebut (mba gita) pada minggu lalu. Setelah minta ijin kepada beliau, aku postinglah di sini.
Semoga bisa bermanfaat bagi yang lain.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
From:
Setianingrum, GitawatiSent: Thursday, May 24, 2007 1:54 PM
Subject: Ulangtahun Ramya yg ke 9
Temans:
Aku mo cerita.
Mudah2an pengalamanku ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, sebagai orangtua.
Always be aware..
Hari Rabu 16/5 kemarin Ramya (9 thn) panas sampe 38. Oleh gurunya disuruh pulang.
Malemnya dia begadang sampe jam 1 karena dia buat acara ‘pajama party’ sama temen2nya di rumah.
Diajak ke dokter ga mau.
Besoknya, Kamis, tanggal merah, aku ajak ke dokter deket rumah.
Menurut dokter, radang tenggorokan, jadi dikasi antibiotic.
Siangnya dah normal 36 derajat.
Dia main biasa sama adik2nya.
Jumat pagi, Ramya mimisan. Dan sekitar 2 hari ini kok aku liat kayak pembuluh darahnya yg halus keliatan di beberapa tempat. Di deket mata, di leher, di paha.
Aku ajak ke dokter anak di Graha Medika.
Aku cerita soal mimisan sama bercak merah. Takutnya DBD. Karena adiknya pernah kena DBD Lebaran haji kemarin dan dirawat di RS 3hari.
Sama dokter anak dirujuk ke THT untuk ngeberhentiin mimisannya dan disuruh periksa darah.
Ramya sehat2 aja. Dia bilang ga pusing, ga sakit perut, ga pegel2. Dia main biasa sama adik2nya. Cuma aja mimisannya ga berenti2.
Kata dokter THT, itu mimisan biasa. Jadi diberhentiin lah ama dia. Katanya, anak2 biasa kalo cape pasti mimisan.
Ok, ga ada masalah.
Hasil darah baru jadi 2 jam lagi, jadi kita cari makan siang dulu. Ramya yg milih, pengen makan jepang di puri mall.
Makannya banyak dan dia tetep ga ada masalah, tetep semangat main.
Lagi makan, lab telepon. Katanya musti cek darah ulang. Krn hasilnya ga bagus, takut salah.
Kita balik ke RS n Ramya diambil darah lagi.
Nunggu 20 menit,……………………….. orang lab bilang kalo trombonya 4000!!!
Langsung kita ke UGD.
Dokter UGD telepon pediatricnya. Menurut dokter UGD, kalo sampe 2 x hasil darahnya sama, kemungkinannya bener.
Ramya langsung diinfus n pediatricnya merefer ke hematologist pediatric (dokter darah khusus anak).
Aku ga percaya denger trombonya 4000. karena anaknya segar bugar, sehat walafiat, ga demam, ga lesu.
Aku takut….banget. Takut menyesal karena telat bawa dia. Takut terjadi apa2.
Aku inget supirku yg taun lalu anaknya meninggal kena DBD.
Innalillahi wa inna lillahi rojiun.
Bener2 kita sebagai manusia Cuma bisa pasrah. Antara hidup n mati itu tipis bedanya.
Apakah ini benar ya Allah, saatnya aku sebagai orangtua diuji. Apakah ini benar saatnya aku menyaksikan sendiri anakku kembali kepadaMu?
Aku nangis. Kenapa semua berjalan cepat tanpa ada tanda2nya.
Apa salahku sebagai orangtua?
Kalau bener2 terjadi pada Ramya, aku ga akan bisa memaafkan diriku sendiri. Yang teledor, yang khilaf.
Ramya nangis saat diinfus. Bukan karena kesakitan, tapi karena dia bingung, kenapa. Padahal katanya dia ga merasa apa2. Merasa sehat2 aja.
Saat dokter hematologistnya datang, dia bilang, ini sepertinya bukan DBD. Karena DBD itu baru muncul hari ke4 setelah panas. Sedangkan ini baru hari ke 3.
Perkiraannya adalah ITP (Idhiopatic Trombochitopenic Purpura).
Tidak diketahui penyebabnya, tapi autoimmunenya malah bekerja aktif menyerang trombositnya sendiri (see attached).
Malam darah diambil lagi. Hasilnya 1000.
Orangtua mana yg kuat menghadapi ini. Bayangin, 1000!!! Ga masuk akal.
Anaknya biasa aja, makan banyak, nonton Disney channel. Dia bilang ga pusing, ga mual, ga lemes. Suhunya normal. 36.
Besok paginya, Sabtu 19/5 diambil lagi darahnya. Udah naik jadi 2000.
Hari itu Ramya ulangtaun. Aku berdoa semoga hari itu bukanlah ulangtahunnya yg terakhir.
Hari Minggu pagi, trombonya naik jadi 10.000. Alhamdulillah.
Aku sudah bisa berpikir sedikit. Jadi aku beliin kue ultah, beli kado. Dan waktu dia tidur, aku sama Raras, adiknya hias2in kamar pake tulisan ‘Happy Birthday’ dan hiasan2 lain.
Waktu dia bangun, kita tiup lilin. Ya Allah, lindungilah hambaMu yang tidak berdaya ini. Kami berdoa bersama, semoga Ramya diberi kekuatan dan kesehatan.
Senin sudah naik lagi jadi 20.000
Selasa 65.000.
Rabu 130.000 dan alhamdulillah boleh pulang.
Mudah2an Ramya ga terserang lagi. Dia menjadi anak yg kuat, sehat lahir-batin dan sholehah.
Kalo inget ini semua, aku ga habis pikir:
1. body alarm (panas, lemas) ternyata ga jalan. Meskipun anak sudah ga panas, selama 2 minggu ke depan sesudah anak terserang panas, lebih baik kita tetap alert dan teliti setiap ada perubahan fisik sekecil apapun. Dalam hal ini, mimisan dan nampaknya pembuluh darah halus.
2. apa jadinya kalo waktu dia mimisan ga kami bawa ke dokter, tapi diobatin sendiri?
La illa ha illa anta. Subhanaka. Inni kuntu minadz zaalimiin.
Mudah2an kita semua selalu dilindungi Allah SWT dalam setiap langkah dan pada saat tiba waktunya kita menghadapNya dalam keadaan khusnul khatimah.
Amin……….
http://www.mayoclinic.com/health/idiopathic-thrombocytopenic-purpura/DS00844
ini dia nih yang namanya Ramya : http://www.ramyasukardi.blogspot.com
serem amat penyakit jaman sekarang...
ReplyDeletedulu waktu kecil, mimisan cuma disumpel daun sirih ya.. kalo sekarang harus test lab nih