Berawal dari nguping percakapan para diajeng-diajeng ibu sekretaris di toilet, aku memperoleh informasi bahwa pemesanan makan siang buat kebutuhan meeting di kantor adalah dari food counter yang sudah lulus uji HES perusahaan kami. Nah kalo engga, mereka nih para ibu-ibu sekretaris itu punya risiko akan terkena akibatnya jika terjadi sesuatu apabila memesan makanan dari pihak yang tidak lulus uji HES tadi.
Berhubung kantornya bersebelahan dengan Plaza Senayan maka tempat memesan terdekat adalah dari PS. Namun ternyata dari berbagai macam cafe yang berderet di PS, cuman segelintir aja yang bersedia untuk dilakukan uji HES-nya. Ya iyalah, bisa dimengerti dan dipahami kenapa mereka tidak bersedia. Wong, kalo ada temuan yang aneh kan bisa merusak reputasi mereka. Dari uji HES tersebut, info yang lulus tes cuman satu untuk jenis makana berat buat lunch. Sepertinya memang yang dites tidak banyak karena banyak yang menolak dan adapula yang tidak masuk dalam daftar yang akan dites, fast food macam KFC, Kentucky sepertinya tidak masuk dalam daftar tersebut.
Nah the one and only food counter yang lulus uji HES tersebut tentunya menjadi primadona saat ibu-ibu sekretaris pada saat akan mesen lunch box untuk meeting dan lain-lain. Namun entah gimana, ibu-ibu sekretaris itu dapat informasi kalo food counter yang lulus uji HES tersebut menggunakan ARAK dalam proses masak memasaknya.
Salah seorang yang muslim kemudian melakukan pengecekan dengan menelpon langusng dan ternyata benarlah. Informasi yang diperoleh katanya mereka menggunakan arak untuk merendam Bawang Bombay supaya tidak layu, secara Onion Ring goreng tepung itu menjadi complimentary utama dalam semua menu makanan mereka. Pantesan aja, onion ringnya itu lezat banget. Terasa crispy dan aroma bawang bombaynya juga udah rada lenyap tertiup arak. Menurut si petugas food counter tersebut, itu tidak masalah. Ibu tidak perlu menyantap bawang bombaynya, menu utamanya kan tidak menggunakan arak. Ya ampun, emang cara berpikirnya yang udah mengentengkan semua hal ataukah emang kami yang rada berlebihan terhadap sesuatu. Secara itu ARAK dan jelas itu Khamar. Setitik or dua titik statusnya sudah berubah menjadi haram buat muslim. Astaghfirullah, kalian tega sekali.
Seharian kemarin setelah mengetahui informasi itu, gw ngebatin, mikir, dan mengenang masa lalu . Karena selama ini, gw paling doyan sama yang namanya onion ring si bombay itu, si cumi tepung alias neng calamari, ikan goreng tepung yang kalo udah pindah ke cafe namanya udah jadi aneh ribet beribet, pokoknya jenis-jenis sea food yang crispy. Menurut pemikiran gw, toh ini seafood Insya Allah halal thoyyib dan karena cuman digoreng tepung aja kayaknya tidak menggunakan bumbu-bumbu yang dalam proses pengolahannya akan merubah statusnya menjadi syubhat bahkan bisa jadi haram. Berbeda dengan tumis-tumisan, seperti nasi goreng or mie goreng dan jenis-jenis chinese food lainnya. Kemungkinan besar menggunakan ang ciu. Arak ama ang ciu beda ga ya ?
Sebenarnya bukan sok suci, sok alim ataupun sok-sok lainnya. Cuman mungkin karena merasa sudah terlalu banyak melakukan dosa selama kehidupan gw hampir 36 tahun di dunia yang membuat gw menjadi sedikit paranoid terhadap halal haramnya suatu makanan. Dan sejauh ini, gw berpikir toh kalo masih ada makanan yang kehalalannya sudah jelas dan dilengkapi dengan sertifikat halal kenapa juga gw mau memasukkan sesuatu yang tidak jelas ke dalam tubuh gw. Walaupun lezatnya luar biasa.
Si Hoka-Hoka Bento memproklamirkan kalo mereka halal. How come ??? Seorang teman gw pernah membaca di majalah Femina, resep Chicken Katsu mereka ternyata juga menggunakan sake alias arak sebagai salah bahan perendam. Kemudian pernah sekali gw iseng, googling untuk info halal si Krispy Kreme. Yang gw peroleh ternyata (komentar yang gw peroleh bukan dari KK Indonesia loh ya) bahwa mereka tidak bisa ngasi jaminan kalo flavouring yang mereka gunakan adalah bebas dari babi secara tidak langsung. Sampai sekarang sih, gw belom berani menyantap donut KK. Menurut gw, kalo mereka beritikad baik dan menggunakan bahan-bahan halal, logika sederhana mestinya mereka mengurus sertifikat halalnya ke MUI. Dunkin Donut aja ga pernah lalai mengupdate sertifikat halalnya. Kenapa juga donut dengan market besar seperti KK dan JCo tidak mengurus sertifikat halalnya. Bahwa mereka tidak menggunakan daging babi secara langsung or minuman beralkohol bisa jadi benar tetapi siapa yang bisa jamin dengan flavouring or topping yang mereka gunakan itu terjamin 100% adalah bahan-bahan yang halal. Coklat, keju, pemanis dan lainnya, bahan bakunya memang halal. Tetapi dalam proses pengolahannya, semua ini bisa berubah menjadi syubhat ataupun haram sekalian.
Untunglah walaupun daftar restaurant bersertifikat halal di negara muslim ini minimmmm banget kalo dibandingkan dengan negara non muslim seperti Singapura yang listnya seabrek-abrek, toh masih ada juga yang beritikad baik untuk mengurus sertifikat halal MUI-nya. Alhamdulillah kalo pengen dan ada rejeki lebih, menyantap fried chicken, burger, pasta2 ataupun pizza, donut masih ada pilihannya yang bersertifikat halal disini. Dan yang lebih cihuy lagi, Alhamdulillah banget, selai Nutella yang menjadi favorit sejak jaman kuda gigit besi kekeuh untuk tetap bersertifikat halal. Jadi buat gw sendiri, semuanya tidak masalah dan berjalan baik-baik saja. Yang jadi masalah karena hidup itu dijalanin tidak sendirian. Kadang bingung kalo ada ajakan dari teman untuk bertemu dan makan di tempat yang menimbulkan keraguan besar buat gw. Yang terakhir yang membuat gw nelangsa banget saat diajak ketemuan dan makan siang di Spaghetti House. Aduh gw sampe bingung saat dipaksa untuk pesen makanan. Mau ngasitau keraguan gw kok kayaknya bakal percuma aja. Dan gw paling malas untuk memperdebatkan sesuatu. At the end, gw kekeuh untuk tidak mesen makanan. Kalo ga salah, emang disitu ga ada babi. Tapi siapa yang bisa jamin kalo keju mozarella atau bahan-bahan lainnya yang dipake itu halal.
Tapi semuanya berpulang kembali kepada keputusan masing-masing. Memang rada susah berada kalo lingkungan tidak mendukung. Cuman gw merasa ujiannya memang ada disitu.
Semoga ke depan nanti, proses pengurusan sertifikat halal di negara mayoritas muslim ini adalah proses yang mudah dan kalo bisa gratis. Sehingga tidak ada alasan lagi buat pengusaha makanan dan minuman untuk tidak mengurus sertifikat halal tersebut kalo mereka memang yakin 100% bahwa makanan dan minumam mereka halal dan thoyyib.
Akhir kata, satu hal yang gw harapkan banget adalah pihak manajemen dari Bread Talk Indonesia beritikad baik untuk mengurus perpanjangan sertifikat halal MUI-nya yang sudah kadaluwarsa sejak September 2007 kemarin. Karena dari uji HES kantorku, counter mereka di Plaza Senayan dinyatakan lulus.