Sejak H+1 kenaikan harga BBM, para pengemudi angkutan umum sudah memberlakukan tarif baru walaupun tarif resmi dari pemerintah belum dikeluarkan hingga hari ini. Walaupun agak aneh juga, saat mendengar pernyataan dari pengurus Organda yang mengatakan supaya para pengemudi angkutan umum tidak menaikkan tarif sehingga beban hidup masyarakat umum semakin berat. Lah memangnya para pengemudi itu bukan masyarakat yang ga punya beban hidup juga ????!!!!!!!!!! Pernyataan ANEH.
Kenaikan tarif secara sepihak ini tentunya mendapat tanggapan yang berbeda-beda dari para penumpang. Dan sejak hari pertama pasca kenaikan, setiap kali aku naik patas AC 44 Bianglala selalu saja ada komentar dari penumpang terhadap kenaikan tarif sepihak itu.
Dan kejadian berulang lagi tadi pagi, seorang bapak ngomel atas kenaikan tarif itu. "Kamu jangan seenak aja naikkin ongkos", omel si bapak. Dan si kernet bis mennjawab dengan kalem dan secukupnya terus berlalu sambil tetep mengantongi ongkos dengan tarif baru. Kayaknya menurut pengamatan aku sejak awal, para awak bis 44 itu sepertinya sudah bersiap menghadapi berbagai respon penumpang. Aku belum dengar mereka balik marah atau mengeluarkan kata-kata tidak sopan atas berbagai komentar, keluhan, dan omelan penumpang. Paling tidak sampai saat aku menulis postingan ini. Dan tanggapan yang paling jitu dari awak bis 44 yang aku denger adalah pada saat seorang noni ngomel atas kenaikan itu. Dijawab dengan kalem seperti ini "Lah mbak, kalo ongkos tidak naik... istri ama anaknya awak bis mo makan apa toh mbak".
Dari sisi birokrasi, memang kenaikan tarif secara sepihak ini mungkin tidak benar. Tapi jika berpikir secara logika dan menggunakan hati nurani, membayar dengan tarif lama malah cenderung tidak manusiawi. Ya iyalah...mreka sudah membeli bahan bakar dengan tarif baru. Kalo kita membayar dengan tarif lama, terus mereka mau dapat nafkah segimana dari pekerjaan tersebut ? Kalo kita yang berada di posisi mereka, kira-kita apa yang akan kita lakukan ?
Seandainya mereka para angkutan umum itu memperoleh subsidi BBM tentunya akan lain cerita. Dan yang mengherankan, kenapa pemerintah tidak segera mengumumkan tarif baru angkutan umum berbareng dengan kenaikan harga BBM ??? Akan diulur sampai kapan. Selama itu, tarif tidak resmi tentu akan terus berlaku.
Menurut aku, dalam kondisi 100 juta rakyat Indonesia yang saat ini kocar kacir seperti yang dikomentari oleh bung dokter satu ini kita sebaiknya lebih toleransi, empati, dan sadar banget bahwa orang lain juga mungkin mengalami kehidupan yang sulit. Hidup kita susah, tapi kita susahnya rame-rame. Ga sendirian kok. Tentunya kita disini tidak berlaku bagi golongan-golongan tertentu...... Selama kita berhadapan dengan harga/tarif baru yang masih wajar alias tidak berlebihan sebaiknya kita ikhlaskan saja. Daripada ngomel dan menghabiskan energi. Iya ga ?
foto : AC 44 Ciledug - Senen .... iseng gw potret saat mobil brenti ngisi BBM
No comments:
Post a Comment