Tuesday, January 31, 2012

Kisah Dua Jembatan di Banten

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Setelah melihat berita kemarin tentang jembatan yang rusak di Banten, yang disebut “Jembatan Indiana Jones” karena harus dilewati dengan susah payah oleh anak sekolah dengan risiko jatuh ke dalam sungai, saya jadi ingat tentang sebuah jembatan lain yang juga mau dibangun di propinsi Banten. Kedua jembatan ini sepertinya pantas menjadi simbol terhadap apa yang sudah lama dilakukan oleh para pejabat di negara ini.

Pada saat rakyat membutuhkan hal-hal yang cukup mendasar seperti listrik, air bersih, jalan umum, sekolah, pelayanan kesehatan, sembako yang tidak mahal, dan banyak hal yang lain, pemerintah propinsi Banten, dengan persetujuan SBY, sedang siap membangun sebuah jembatan raksasa. Dari apa yang dibaca di berita dulu, Jembatan Selat Sunda itu akan menjadi jembatan paling panjang di dunia. Mungkin juga jembatan yang paling mahal? Dan karena dibuat di Indonesia, sudah hampir bisa dijamin akan menjadi proyek jembatan yang paling penuh korupsi di dunia.

Jembatan yang digunakan anak sekolah untuk menyeberangi sungai tidak bisa dijaga. Jalan2 disekitar jembatan itu (yang kelihatan di berita) juga rusak berat dan tidak bisa dijaga. Tetapi pada saat yang sama, Gubenur Banten (yang sudah dilaporkan ke KPK oleh para ulama Banten dengan dugaan korupsi) malah bisa dapat persetujuan dan dukungan dari SBY untuk membangun jembatan paling panjang di dunia. Rakyat membutuhkan hal yang sederhana. Tetapi pemerintah propinsi dengan dukungan penuh dari SBY dan pemerintah nasional malah memberikan proyek raksasa yang akan menelan biaya yang raksasa juga.

“Proyeksi angkanya proyek meningkat menjadi Rp215,375 triliun (US$25 miliar). Investasi untuk biaya studi kelayakan dan desain dasar saja memakan biaya US$150 juta (Rp1,29 triliun). (Sumber: Viva News, Selasa, 28 Juni 2011).

Dua jembatan ini, Jembatan Indiana Jones dan Jembatan Selat Sunda, mungkin cocok untuk menjadi simbol tentang apa yang sudah lama terjadi di negara ini. Rakyat membutuhkan bantuan nyata untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemerintah malah jadi sibuk dengan sekian banyak proyek, dengan nilai besar, yang hampir dijamin penuh dengan korupsi (karena proyek pemerintah yang mana yang pernah bersih dari korupsi?).

Tetapi karena Jembatan Indiana Jones mendapatkan sorotan dunia, secara tiba-tiba Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT ) datang secara buru-buru dan menyerahkan 7,2 M untuk membangun jembatan baru bagi anak2 sekolah. (Dan hampir pasti uang itu akan dikorupsi juga.) Sayangnya, uang ratusan triliun yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka malah mau dihabiskan untuk bangun satu jembatan besar saja, tanpa ada pengaruh nyata terhadap kehidupan rakyat di Banten yang akan tetap miskin setelah pembangunan jembatan selesai.

Kisah dua jembatan ini sepertinya cocok untuk menjadi simbol dari sikap pemerintah terhadap rakyat. Pada saat rakyat butuh banyak bantuan, mereka malah diabaikan karena para pejabat sibuk kejar proyek besar yang bisa dikorupsi. Lihat saja Wisma Atlet SEA Games sebagai contoh yang nyata.

Kapan rakyat Indonesia akan mendapatkan pemerintah yang siap menggunakan uang rakyat untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk kepentingan elit politik dan pengusaha?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Untuk info lebih lengkap, silahkan baca:




di copy paste 100% dari sini

5 comments:

  1. mirissss sekali bacanya karena fakta di depan mata di tanah air sendiri...
    sempat liat di tv gimana anak2 sekolah nyebrang jembatan yg pijakannya udah posisi vertical kayak gitu, every dayyyy melewati jembatan saat mau pergi sekolah !!!

    ya Allah, akan jadi jadi apa nih negri ???.....

    ReplyDelete
  2. memang, kalau dihadapkan, kedua fakta tsb menjadi ironi. pemerintah sepertinya tidak mengerti mana yang jadi prioritas, mana yang tidak. kalau zaman bung karno, politik sebagai panglima. sekarang ini partailah yang jadi panglima. dan lewat partai itu, pejabat bisa berbuat semaunya.

    ReplyDelete
  3. oh, jadi niy mau dibangun ?
    entah kenapa kalau ngebangun fasilitas publik gini, saya udah kuatir duluan sama kualitas bangunannya. pasti ujung2nya korupsi. spec bangunan dikurangi, ntar enggak dimaintenance, cepet rusak, biar ada proyek baru. seperti jalan2 di pantura, selalu diperbaiki menjelang lebaran, pdhl kalau mau bisa aja sekali bangun jalan yg bagus dan gak gampang rusak. tapi sengaja dibikin cepet rusak biar ada proyek, trus ntar dikorupsi lagi
    haduh ...sampai kapan lingkaran setan spt itu bertahan ?

    ReplyDelete
  4. Yah, kalo bikin proyek kecil, berapa sih upetinya?

    ReplyDelete
  5. Irma, kalau kami berdua (aku dan m'Agus, suami) sudah berdiskusi soal beginian di meja makan, tau enggak, aku sering nangis, loh. Mungkin memang terdengar lebay. Tapi sungguh, itulah yang terjadi. Mungkin karena sekian tahun kami mengalami sendiri bagaimana rasanya dianiaya dan diperkosa hak-haknya oleh mereka yang mengaku terhormat.

    ReplyDelete